Pages

Ads 468x60px

Friday, July 25, 2014

The Emperor's New Clothes


Dongeng ini bercerita tentang seorang kaisar, yang terkenal pongah, hidup penuh dengan puja-puja para penjilat. Kisah ini sangatlah terkenal, ditulis oleh Hans Christian Andersen yang termahsyur, hidup di Denmark pada abad ke XIX.
Cerita ini mengajarkan nilai kebajikan dalam hidup, menginspirasi banyak penciptaan film, music, drama, balet, dan animasi. Juga menginspirasi Elton John menciptakan lagu dengan judul yang sama.
-----------
Alkisah hiduplah seorang Kaisar, yang setiap hari sibuk mengurusi keagungannya, terutama tampilan fisik. Ia sangat mencintai kegagahan, berganti pakaian setiap jam untuk ditunjukkan kepada rakyat.
Dua begundal penipu yang mendengar kesombongan Kaisar, menghadap ke istana dengan membawa akal bulus dan tipu muslihat.
"Kami adalah dua penjahit yang telah menemukan metode yang luar biasa untuk menenun kain sebegitu ringan, indah, dan halus hingga tak tampak terlihat. Pakaian ini tidak akan dilihat oleh mereka yang bodoh, yang tidak punya kualitas layak untuk melihat keindahan.” Demikian hasutan kedua begundal itu kepada Kaisar.
Sang Kaisar, dengan pertimbangan pembesar-pembesarnya, tanpa berpikir panjang, memerintahkan kedua begundal untuk menenun pakaian yang pantas buat Kaisar. Kaisar memberi sekantong emas sebagai permulaan awal untuk mengerjakan. Kaisar berpikir bahwa ia akan mendapatkan dua keuntungan sekaligus: mendapatkan setelan pakaian yang luar biasa dan menemukan orang-orangnya yang bodoh dan tidak kompeten.
Beberapa hari kemudian, dia menghubungi perdana menteri tua yang bijaksana, yang dianggap oleh semua orang sebagai seorang pria dengan akal paling sehat di kerajaan.
"Pergi dan coba lihat bagaimana pekerjaan mereka, dan segera kembali memberi tahu saya," demikian perintahnya.
Perdana menteri disambut oleh dua begundal itu.
"Kita hampir selesai. Sini, coba lihat dan rasakan kelembutannya!" Perdana menteri membungkuk ke arah alat tenun dan mencoba untuk melihat kain yang tidak ada itu. Mendadak keringat dingin mengucur di dahinya.
"Saya tidak bisa melihat apa-apa," pikirnya. "Itu berarti saya bodoh!" Jika perdana menteri mengakui bahwa ia tidak melihat apa-apa, ia akan diberhentikan dari jabatannya karena bodoh.
Akhirnya perdana menteri melapor ke Sang Kaisar bahwa pekerjaan mereka berjalan sesuai dengan rencana, dan ia telah melihat pakaian yang luar biasa menakjubkan.
Beberapa hari kemudian kedua begundal datang ke istana.
"Ini dia Yang Mulia, hasil dari kerja kami. Kami telah bekerja siang dan malam, pada akhirnya, kain yang paling indah di dunia siap untuk Anda. Lihatlah warna dan rasakan betapa halusnya."
Tentu saja kaisar tak melihat dan merasakan kain di antara jari-jarinya. Dia panik dan hampir pingsan. Tapi ketika ia menyadari bahwa tidak ada yang bisa tahu bahwa ia tidak melihat kain, ia merasa sedikit terhibur. Tidak ada yang bisa mengetahui ia bodoh. Dan kaisar tidak tahu bahwa orang lain di sekelilingnya berpikir dan melakukan hal yang sama dengannya.
Lelucon berlanjut. "Yang Mulia, Anda harus melepas pakaian untuk mencoba yang baru ini." Kaisar sedikit malu karena merasa tidak mengenakan apapun, tapi karena tidak ada yang memandangnya aneh, ia merasa lega.
"Ya, ini adalah setelan yang indah dan tampak luar biasa pada saya," kaisar berkata berusaha terlihat nyaman. "Anda telah melakukan pekerjaan yang baik."
"Yang Mulia," perdana menteri mengatakan, "kami memiliki permintaan untuk Anda. Seluruh rakyat telah mengetahui tentang kain yang luar biasa ini dan mereka ingin melihat Anda dalam setelan baru ini."
Hulubalang segera memanggil kereta dan parade upacara diadakan. Sekelompok pejabat berjalan di bagian paling depan prosesi dengan wajah sedikit raut cemas. Semua orang telah berkumpul di alun-alun, saling mendorong untuk mendapatkan jarak pandang yang baik. Tepuk tangan bergemuruh menyambut prosesi agung.
Semua orang dalam kerumunan mengatakan, "Lihatlah, betapa indahnya baju baru kaisar! Dan warna! Warna yang kain yang indah! Aku belum pernah melihat sesuatu seperti itu dalam hidup saya!" Mereka semua berusaha menutupi perasaan karena tidak bisa melihat pakaian kaisar.
Tiba-tiba seorang anak gelandangan, yang hanya bisa melihat hal-hal sebagaimana matanya melihat, berteriak keras, "Kaisar telanjang!" katanya.
"Bodoh!" ayahnya menegur, berlari mengejarnya. "Jangan bicara omong kosong!" Dia menangkap anaknya dan membawa pergi. Tapi ucapan anak itu, yang telah didengar rakyat dan kaisar, diulang lagi dan lagi sampai semua orang tersadar:
"Anak itu benar! Kaisar telanjang! Memang benar!"
---------
Ungkapan "emperor's new clothes" telah menjadi idiom populer dalam bahasa Inggris modern, sebagai salah satu  logical fallacies menyangkut pluralistic ignorance. Situasi ketika tidak ada yang percaya, tapi semua orang percaya bahwa orang lain percaya. Atau sebaliknya, semua orang tahu apakah Kaisar memiliki pakaian atau tidak, namun percaya bahwa orang lain tidak tahu.
Self-Deception adalah proses menyangkal atau merasionalisasi relevansi, signifikansi, atau pentingnya bukti menentang dan argumen yang logis. Menipu diri sendiri, singkatnya, adalah cara kita membenarkan keyakinan palsu tentang diri kita sendiri untuk diri kita sendiri. Proses menipu diri sendiri digunakan oleh hampir setiap karakter dalam cerita dalam rangka untuk melindungi diri dari ketidaknyamanan kebenaran. Sekali lagi, kebenaran adalah bahwa mereka tidak dapat melihat pakaian kaisar.
Ada beberapa pelajaran moral dalam cerita ini. Diantaranya, jangan mengikuti jika Anda tahu sesuatu dengan lebih baik, suara mayoritas tidaklah selalu benar, dan jangan takut untuk mengatakan yang sebenarnya seperti yang Anda lihat.
Andersen pada dasarnya menulis satir ini untuk menyindir kaum borjuis di jamannya, mengekspos kemunafikan dan keangkuhan mereka, dan cenderung dipuja dengan pura-pura oleh para penjilat yang hidupnya bergantung kepada si borjuis itu. Dan pada akhirnya hanya akan menciptakan seseorang yang hidup dalam ilusi--menganggap diri hebat.
Terasa relevan dengan fenomena capres yang terjadi sekarang di Indonesia? Ketika kita ditunjukkan banyak kejadian yang sebenarnya sungguh di luar nalar. Kita ditunjukkan akrobat politik yang tidak berdasar. Dan anehnya juga memiliki banyak pemuja.
Cerita ini adalah satu satir klasik yang paling saya suka. Saya pikir dunia modern kita ini memang penuh dengan kaisar telanjang. Dan saya senang menikmati ketelanjangan mereka itu.